BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini proses pembelajaran Biologi di kelas XI Ilmu Alam kebanyakan masih mengunakan paradigma yang lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Guru mengajar dengan metode konvensional yaitu metode ceramah dan mengharapkan siswa duduk, diam, dengar, catat dan hafal ( 3DCH ) Sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian siswa .Kondisi seperti itu tidak akan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran Biologi.
Memperhatikan permasalahan diatas, sudah selayaknya dalam pengajaran Biologi dilakukan suatu inovasi. Jika dalam pembelajaran yang terjadi sebagian besar dilakukan oleh masing-masing siswa, maka dalam penelitian ini akan diupayakan peningkatan pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe JIG - STAD berbasis TIK yaitu perpaduan antara Jigsaw dan Student Team Achiement Division yang berbasis teknologi informasi. Untuk menambah pembelajaran lebih menyenangkan penulis menambahkan suatu permainan yang dapat meningkatkan konsep suatu pembelajaran yaitu permainan Formasi Regu Tembak.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu pendekatan pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam keterampilan Interpersonal siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran koperatif adalah dengan tipe JIGSAW dan STAD ( Student Team Achiement Division ). Diharapkan melalui penggabungan pembelajaran kooperatif dengan tipe JIGSAW dan STAD yang berbasis TIK dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Biologi serta semangat kebersamaan dan saling membantu dalam menguasai materi Biologi, sehingga siswa dapat meningkatkan pemahaman yang optimal terhadap mata pelajaran Biologi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah tindakan apa yang dilakukan guru untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Biologi. banyak faktor yang mungkin bisa menjadi penyebab terjadi permasalahan tersebut diatas. Dengan merefleksi bersama antar guru teridentifikasi akar permasalahan diduga penyebab masalah tersebut, yaitu penggunaan strategi pembelajaran yang dilakukan guru Biologi masih konvensional, dominasi guru dalam kelas dominan (teacher centered strategy).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalahnya adalah apakah pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe JIG - STAD berbasis TIK dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi Sistem Pencernaan dan Pernapasan pada Kelas XI IA SMA Plus Negeri 17 Palembang ?
Rumusan masalah diatas dirinci sebagai berikut :
1. Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe JIG – STAD berbasis TIK dapat meningkatkan pemahaman siswa pada materi Sistem Pencernaan dan Pernapasan pada Kelas XI IA SMA Plus Negeri 17 Palembang?
2. Apakah pembelajaran menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe JIG - STAD berbasis TIK dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sistem Pencernaan dan Pernapasan pada Kelas XI IA SMA Plus Negeri 17 Palembang?
C. Pemecahan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka alternatif cara pemecahan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Biologi melalui pendekatan kooperatif tipe JIG – STAD berbasis TIK dengan memperbaiki strategi pembelajaran.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hasil peningkatan siswa dalam pemahaman mata pelajaran Biologi, dengan pendekatan koperatif tipe JIG – STAD berbasis TIK, lalu merancang evaluasi dan situasi belajar dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki berbagai masalah yang timbul dalam pembelajaran Biologi di kelas XI IA SMA Plus Negeri 17 Palembang.
Adapun tujuan secara Rinci sebagai berikut :
1. Untuk memperbaiki peningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran Biologi dengan mengubah strategi pembelajaran
2. Untuk melihat hasil dari strategi pembelajaran dengan melakukan observasi
E. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi guru dapat menerapkan inovasi baru dalam proses pembelajaran karena guru akan mengubah paradigma stategi pembelajaran.
2. Siswa semakin termotivasi untuk meningkat pemahaman mata pelajaran Biologi.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK berawal dari kesadaran guru akan adanya permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran di kelas. Seperti yang sudah diungkapkan dalam bab terdahulu, guru sebagai peneliti menemukan kekurangberhasilan proses dan hasil pembelajaran pada pembelajaran biologi khususnya pada konsep pencernaan dan pernapasan. Kegagalan tersebut terutama bersumber dari kekurangtepatan dalam menggunakan metode pembelajaran. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan diatas, peneliti melakukan tindakan yang bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Tindakan tersebut adalah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw – STAD berbasis TIK dan permaian formasi regu tembak.
Pada PTK ini, guru bertindak sebagai peneliti dan bekerja sama dengan 1 orang kolaborator yang juga berprofesi sebagai guru bidang studi Biologi.
B. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Plus Negeri 17 Palembang, kota Palembang, Propinsi Sumatera Selatan. Waktu penelitian berlangsung pada semester genap tahun pelajaran 2006/2007.
Subjek penelitian berjumlah 23 siswa terdiri atas 15 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki yang duduk dikelas XI IPA 7 (International Class) SMA Plus Negeri 17 Palembang.
C. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini hanya dibatasi dalam dua siklus yang masing-masing meliputi: persiapan tindakan – implementasi tindakan – pemantauan dan evaluasi – refleksi. Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi biologi pada konsep pencernaan, pada pra tindakan guru memberikan materi tentang konsep awal tentang pencernaan pada manusia. Kegiatan dimulai dengan memberikan materi tentang teori system pencernaan manusia, kemudian membentuk kelompok awal dengan jumlah dalam 1 kelompok 4 orang, kemudian guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk membahas sub topic yang akan dibahas. Pada Siklus I tindakan yang dilakukan adalah menerapkan model pembelajaran cooperative learning tipe Jigsaw – STAD berbasis TIK, yaitu ketika diskusi awal mereka melakukan system jigsaw (tim ahli), sedangkan untuk evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan model STAD, informasi yang mereka peroleh dapat diambil dari fasilitas internet melalui browsing informasi, mempresentasikan hasil kerja dengan menggunakan media macromedia flash atau Microsoft power point. Untuk membuat siswa lebih menyenangkan dibuatlah suatu permainan yaitu permainan Formasi Regu Tembak dalam permainan ini siswa dilatih memahami konsep-konsep yang mereka diskusikan.. Setelah pembelajaran atau tindakan pada siklus I berakhir, guru, kolaborator dan siswa mengadakan diskusi dan refleksi untuk menemukan berbagai kelemahan ataupun kelebihan. Temuan pada siklus I dijadikan pertimbangan untuk memperbaiki rancangan pembelajaran Siklus II.
D. Teknik Pemantauan
Ada beberapa teknik pemantauan yang diterapkan pada PTK ini,
1. pengamatan partisipatif, yaitu dilakukan oleh guru yang bersangkutan dan satu orang kolaborator, pengamatan ini dilakukan untuk merekam perilaku, aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
2. teknik wawancara secara bebas, dilakukan untuk mengungkap data yang diungkapkan dengan kata-kata secara lisan tentang sikap, pendapat, wawasan subjek penelitian maupun kolaborator mengenai baik buruknya proses pembelajaran yang telah berlangsung.
3. teknik pemanfaatan data dokumen meliputi : silabus dan sistem penilaian, catatan guru, hasil nilai unjuk kerja, hasil pengisian angket siswa, foto-foto kegiatan pembelajaran
E. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Untuk memudahkan pemantauan, analisis dan pengambilan kesimpulan terhadap kebrhasilan tindakan yang dilakukan, perlu ditetapkan kriteria keberhasilan tindakan. Untuk itu peneliti dan kolaboratpr menentukan kriteria sebagai berikut.
1. peningkatan kualitas proses relajar siswa dengan indikator :
a. adanya peningkatan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
b. adanya peningkatan kerjasama antarsiswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran
2. peningkatan hasil belajar siswa dengan indicator
a. adanya peningkatan perasaan puas pada siswa
b. adanya peningkatan kompetensi psikomotor, afektif dan kognitif siswa dalam pembelajaran ini
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data, peneliti membandingkan dan mendiskusikan catatan peneliti dengan catatan kolaborator. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagian besar berupa analisis deskriptis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk mengolah data yang bersifat kualitatif, baik yang berhubungan dengan keberhasilan proses maupun hasil pembelajaran. Adapun data yang bersifat kuantitatif seperti nilai unjuk kerja (hasil diskusi dan laporan) akan dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif sederhana, yakni dengan membandingkan nilai rerata.
Analisis data yang akan dilakukan meliputi empat tahap. Tahap pertama, data yang terkumpul dari berbagai instrument seperti lembar pengamatan, catatan guru, angket siswa, catatan hasil kegiatan wawancara, hasil tes unjuk kerja, dan dokumentasi foto dikelompokkan menurut pokok permasalahan yang sejenis. Tahap kedua, data tersebut disajikan secara deskriptif kualitatif. Tahap ketiga adalah inferensi, yaitu menyajikan data dalam bentuk tabel atau diagram. Tahap keempat adalah penarikan kesimpulan secara induktif, yaitu menafsirkan data yang sudah dikelompokkan.
Dari hasil analisis data diatas, akan ditarik kesimpulan secara keseluruhan dengan menyatakan kebenaran hipotesis tindakan yang telah ditetapkan.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Biologi Setelah Diterapkannya Model JIG – STAD berbasis TIK.
Setelah diterapkannya model JIG – STAD berbasis TIK pada pembelajaran Biologi, khususnya pada konsep pencernaan dan pernapasan, ada peningkatan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi :
1. Peningkatan Keterlibatan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran biologi kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan diskusi kelompok. Guru lebih banyak berperan dalam memberikan teori mengenai materi system pencernaan dan pernapasan pada manusia.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan hasil pemantauan peneliti dan kolaborator, serta hasil refleksi siswa, siswa lebih banyak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa secara langsung menyimak dari sesama temannya dalam menjelaskan materi yang mereka dari kelompok asalnya. Hal inilah yang membuat siswa semakin antusias dalam menyimak pembelajaran ditambah lagi ada beberapa siswa yang secara langsung memberikan contoh ataupun penjelasan menggunakan media computer/internet. Setelah rancangan pembelajaran diperbaiki pada siklus II, keterlibatan siswa semakin meningkat dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Dalam siklus ini materi yang mereka peroleh berbeda yaitu materi pada system pernapasan, pada siklus II ini kelompok pada siklus I diacak kembali sehingga menjadi kelompok yang baru , selain itu setiap kelompok membuat suatu resume untuk dapat dijelaskan kepada kelompok lain, sehingga kelompok lain dapat lebih paham yang akan dijelaskan dari kelompok lain.
2. Peningkatan Kerja Sama Antarsiswa dalam Proses Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran siklus I, guru lebih banyak memunculkan komponen learning community “ Masyarakat Belajar”. Dengan demikian, kerja sama antarsiswa lebih meningkat dibandingkan saat pratindakan. Guru memberikan tugas berdiskusi dalam kelompok untuk membahas suatu materi yang mereka perlu pahami sehingga dalam suatu kelompok timbul kerjasama yang sangat erat yaitu ada 1 orang yang belum memahami materi tertentu secara otomatis teman satu kelompoknya menjelaskan sampai temannya paham materi tersebut. Pada siklus II, kerja sama antarsiswa dalam pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran lebih meningkat. Pada siklus II ini peran aktif siswa yang lebih “mampu” berupaya untuk mendampingi siswa yang “belum mampu” dalam menguasai materi, karena mereka menganggap keberhasilan bukanlah ditentukan oleh individu sendiri.
B. Peningkatan Kualitas Hasil Belajar pada Pembelajaran Biologi setelah diterapkannya model JIG – STAD berbasis TIK
Setelah diterapkannya model JIG – STAD berbasis TIK pada pembelajaran Biologi ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi :
1. Peningkatan Perasaan Puas pada Siswa
Setelah tindakan dilakukan pada siklus I, ada peningkatan rasa puas pada diri siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ataupun kolaborator, peningkatan rasa puas siswa dapat dilihat dari ekpresi wajah dan reaksi spontan siswa seperti tertawa ataupun bertepuk tangan. Siswa juga terlihat lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran.
Disamping itu, berdasarkan hasil refleksi baik secara tertulis maupun lisan, sebagian besar siswa menyatakan senang mengikuti proses pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II, dari hasil refleksi, hampir semua siswa menyatakan lebih senang mengikuti proses pembelajaran siklus kedua. Siswa juga menyatakan lebih puas dengan hasil pembelajaran yang dicapainya.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Mengacu pada penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) hasil belajar yang diambil meliputi tiga penilaian yaitu : (1) penilaian Psikomotorik (unjuk kerja); (2) Penilaian Afektif (minat); dan (3) penilaian Kognitif (pemahaman dan pengetahuan). Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar tersebut penulis uraikan sebagai berikut :
- Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik ini dilakukan 2 kali penilaian yaitu pada materi system pencernaan (siklus I) dan system pernapasan (siklus II), penilaian ini dilihat dari aspek kegiatan diskusi yang meliputi pemaparan, menjawab pertanyaan, keaktifan dalam memberikan pertanyaan serta melakuka kegiatan eksperimen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1. Hasil Nilai Psikomotor Pada Siklus I
No | Nilai | Jumlah Anak | Persentase |
1. | 0 - 50 | -- | -- |
2. | 51 – 60 | -- | -- |
3. | 61 – 69 | 4 | 17,39 |
4. | 70 – 74 | 5 | 21,73 |
5. | 75 – 85 | 14 | 60,86 |
6. | 86 – 100 | -- | -- |
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa persentase siswa yang mendapatkan nilai yang berkisar 61 – 69 berjumlah 17,39 %, untuk nilai yang berkisar 70 – 74 berjumlah 21,73 % dan untuk nilai yang berkisar 75 – 85 berjumlah 60,86 %, sedangkan untuk nilai yang berkisar 86 – 100 tidak ada, ini menunjukkan bahwa pada siklus I siswa belum optimal dan serius dalam melakukan proses pembelajaran. Untuk itu guru melakukan refleksi diri dalam mengatasi permasalahan ini, dari hasil refleksi tersebut guru melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II.
Setela dilakukan tindakan pada siklus II, maka diperolehlah data hasil penilaian psikomotor untuk materi yang berbeda. Penilaian hasil psikomotorik pada siklus II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Hasil Nilai Psikomotor Pada Siklus II
No | Nilai | Jumlah Anak | Persentase |
1. | 0 - 50 | -- | -- |
2. | 51 – 60 | -- | -- |
3. | 61 – 69 | -- | -- |
4. | 70 – 74 | -- | -- |
5. | 75 – 85 | 2 | 8,69 |
6. | 86 – 100 | 21 | 91,30 |
Pada siklus II ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, nilai yang diperoleh adalah berkisar antara nilai 75 sampai nilai 100, untuk nilai 0 sampai 74 bahkan tidak ada sama sekali, ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat mengikuti model pembelajaran JIG – STAD berbasis TIK, ditambah lagi dengan adanya metode formasi regu tembak yang semakin menambah antusisme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
- Penilaian Afektif
Penilaian afektif ini untuk mengetahui minat belajar siswa pada materi sistem pencernaan dan pernapasan pada manusia. Penilaian afektif ini dinilai selama rentang waktu kegiatan belajar mengajar pada materi tersebut. Adapun rekapitulasi penilaian afektif dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 3. Hasil Penilaian Afektif Siswa
No | Nilai | Jumlah Anak | Persentase |
1. | A | 20 | 86,69 |
2. | B | 3 | 13,04 |
3. | C | -- | -- |
4. | D | -- | -- |
5. | E | -- | -- |
Dari tabel diatas menunjukkan tingginya minat belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Sikap ini tercermin pada tingginya nilai afektif siswa pada materi sistem pencernaan dan pernapasan pada manusia.
Secara kuantitatif, suasana pembelajaran biologi dirasakan lebih kondusif dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini dirasakan baik oleh siswa maupun guru yang dipantau dari observasi KBM. Suasana pembelajaran biologi yang lebih kondusif terlihat pada hubungan kerjasama antar personal siswa dalam kelompok, spontanitas siswa dan diskusi berkembang sehingga hambatan komunikasi antara guru dan siswa berkurang. Suasana pembelajaran biologi yang kondusif menunjang terciptanya iklim belajar yang lebih baik di lingkungan sekolah serta memberikan motivasi pada rekan guru lain untuk lebih terbuka dengan siswa, kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran, lebih bersahabat dengan siswa tanpa meninggalkan wibawa guru.
- Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif ini dapat dibagi menjadi penilaian individu dan penilaian kelompok. Penilaian inidvidu didasarkan atas nilai ulangan harian yang diberikan sedangkan nilai kelompok didasarkan atas nilai ulangan individu yang dikonversi untuk
a. Penilaian Individu
Setelah mengikuti proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Jig – STAD berbasis TIK dan Permainan Formasi Regu Tembak pada materi system pencernaan pada siklus I, diperoleh hasil penilaian kuis/ ulangan untuk per individu seperti tergambar pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. Hasil Nilai Ulangan Harian Pada Siklus I
No | Nilai | Jumlah Anak | Persentase |
1. | 0 - 50 | -- | -- |
2. | 51 – 60 | 2 | 8,69 |
3. | 61 – 69 | -- | -- |
4. | 70 – 74 | 2 | 8,69 |
5. | 75 – 85 | 8 | 34,78 |
6. | 86 – 100 | 11 | 47,82 |
Dari tabel diatas terlihat bahwa persentase anak yang mendapatkan nilai yang berkisar antara 0 – 50 tidak ada, sedangkan nilai yang berkisar antara 51 – 60 berjumlah 8,69 %, untuk nilai yang berkisar 70 – 74 berjumlah 8,69 %, nilai yang berkisar 75 – 85 berjumlah 34,78 %, dan nilai yang berkisar 86 – 100 berjumlah 47,82 %. Berdasarkan nilai standar yang telah ditentukan yaitu standar KKM nya adalah 70 maka, dari hasil penilaian pada siklus I ini dapat dilihat bahwa hanya 8,69% siswa yang dinilai kurang berhasil. Setelah dilakukan refleksi oleh guru dan siswa kesalahan pada siklus I ini akan diperbaiki pada siklus II.
Pada siklus ke II dapat ditampilkan tabel hasil nilai ulangan harian dibawah ini:
Tabel 5. Hasil Nilai Ulangan Harian Pada Siklus II
No | Nilai | Jumlah Anak | Persentase |
1. | 0 - 50 | -- | -- |
2. | 51 – 60 | -- | -- |
3. | 61 – 69 | -- | -- |
4. | 70 – 74 | -- | -- |
5. | 75 – 85 | 3 | 13,04 |
6. | 86 – 100 | 20 | 86,95 |
Pada penilaian siklus II ini terlihat adanya peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan pada siklus II, ini dapat ditunjukkan dari nilai ulangan harian yang ditampilkan pada tabel diatas yaitu nilai yang diperoleh tidak ada yang dibawah KKM. Nilai siswa yang memperoleh 75 – 85 berjumlah 13,04 % sedangkan untuk nilai yang berkisar 86 – 100 berjumlah 86,95 %. Dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif pada siswa.
b. Penilaian Kelompok
Jika dilihat dari penilaian kelompok Dari data yang diperoleh terlihat adanya peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam kerja kelompok. Dari data yang diperoleh terlihat adanya peningkatan partisipasi siswa dalam kelompok yang diperoleh dari observasi. Adapun peningkatan tersebut terlihat pada 2 siklus, yaitu pada siklus I, dari 5 kelompok yang terbentuk 1 kelompok tergolong kelompok SUPER, 3 kelompok HEBAT dan 1 Kelompok BAIK, kemudian meningkat cukup pesat pada siklus II, pada siklus ke II ini semua kelompok mendapat predikat SUPER dengan total nilai berbeda-beda. Berikut data dapat disajikan dibawah ini :
Tabel 6. Hasil Pembelajaran Biologi Model JIG – STAD berbasis TIK pada Siklus I
Kelompok | Skor | Kriteria |
Kelompok I | 22 | Hebat |
Kelompok II | 22,5 | Hebat |
Kelompok III | 21,25 | Hebat |
Kelompok IV | 26 | Super |
Kelompok V | 19 | Baik |
Tabel 7. Hasil Pembelajaran Biologi Model JIG – STAD berbasis TIK pada Siklus II
Kelompok | Skor | Kriteria |
Kelompok I | 27,5 | Super |
Kelompok II | 28 | Super |
Kelompok III | 28 | Super |
Kelompok IV | 27,5 | Super |
Kelompok V | 30 | Super |
Pemantauan peningkatan partisipasi siswa dalam kelompok siswa yang dilakukan pada saat KBM, tingkat aktivitas dalam kelompok belajar secara kualitatif yaitu memberikan ide, menerima pendapat, melaksanakan tugas, kerjasama dan kepedulian pada keikutsertaan sesame anggota kelompok. Intervensi model pembelajaran Biologi JIG – STAD berbasis TIK ini memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran Biologi, dan proses pembelajaran tampak lebih menyentuh berbagai tingkat lapisan tingkat kemampuan siswa. Siswa yang termasuk kaegori BAIK dalam kegiatan belajarnya tampak belajar tanpa merasa terbebani oleh muatan-muatan konsep yang dirasakan berat jika dipelajari dengan kegiatan pembelajaran konvensional.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. implementasi pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran JIG – STAD berbasis TIK dan permainan Formasi Regu Tembak dapat dilaksanakan dengan 2 kolaborasi antara model jigsaw dan model STAD, yaitu tahap diskusi menggunakan model jigsaw (tim ahli) sedangkan tahap evaluasi menggunakan model STAD, semua kegiatan ini berbasis Teknologi Informasi (TIK) melalui kegiatan browsing internet, presentasi.
2. setelah diterapkan model JIG – STAD yang berbasis TIK dan permainan Formasi Regu Tembak pada pembelajaran Biologi, kualitas proses pembelajaran meningkat. Peningkatan tersebut meliputi (a) meningkatnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran (b) meningkatnya kerja sama siswa dalam proses pembelajaran. Secara umum, peningkatan kualitas proses belajar siswa tampak pada munculnya kegairahan siswa dalam mengikuti pembelajaran
3. disamping peningkatan kualitas proses pembelajaran, setelah diterapkan model JIG – STAD berbasis TIK dan permainan Formasi Regu Tembak, kualitas hasil belajar siswa juga meningkat. Peningkatan tersebut meliputi : (a) meningkatnya perasaan puas pada siswa dan (b) meningkatnya nilai psikomotor, afektif serta koognitif pada diri siswa.
B. Saran
Untuk guru mata pelajaran Biologi: penerapan model JIG – STAd berbasis TIK dan permainan Formasi Regu Tembak ini merupakan sebuah solusi untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam konsep pencernaan dan pernapasan pada manusia. Model ini dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan yang sama atau sejenis, akan tetapi penelitian ini masih memiliki kelemahan sehingga perlu untuk dikembangkan lagi, seingga dapat lebih berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi, 2005, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta; Bumi Aksara.
Ibrahim, Muslimin (2000), Pembelajaran Kooperatif, Surabaya University Press Lie,Anita, (1995). Coperative Learning, Jakarta, Grasindo.
Natawidjaja, Rochman, (1985), Cara Belajar Siswa Aktif dan dalam Metode Pembelajaran, Jakarta; Direktorat Jendral Dikdasmen, Depdiknas.
Rusdi,1998, Peningkatan Kemampuan guru dalam mengorganisasi Cooperatipe Learning.
Rustam Mundilarto, 2004, Penelitian Kelas Rusdi,1998, Peningkatan kemampuan guru dalam mengorganisasi cooperatife Learning
BIOGRAFI PENULIS
Usman, S.Si. Lahir di Tebing Gerinting, 17 Januari 1982. Menyelesaikan studinya di SD Negeri No. 1 Prabumulih Timur, SMP PGRI, Prabumulih Timur, SMU Negeri 2 Prabumulih Timur, Perguruan Tinggi (S1) di Universitas Sriwijaya, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Jurusan Biologi Lulus pada Tahun 2004, serta mengambil Program AKTA Mengajar di Universitas Terbuka, UPBJJ Palembang Tahun 2006.
Sebelumnya penulis pernah mengajar di SMA Taman Siswa Prabumulih (2004) dan Saat ini penulis aktif sebagai Staf Pengajar (Guru) di SMA Plus Negeri 17 Palembang (2005 – Sekarang), Guru di SMA LTI IGM Palembang (2007), serta Tentor pada Bimbingan Belajar dan Konsultasi (BKB) Nurul Fikri Cabang Palembang
Banyak prestasi dan penghargaan yang telah diraih yaitu
1. Juara Harapan I Lomba Karya Tulis Lingkungan Hidup (PPKLH), Tahun 2005 yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional
2. Finalis dalam Lomba Kreativitas Ilmiah Guru (LKIG), LIPI, tahun 2006 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
3. Pemenang dalam Science Education Award (SEA), Tahun 2007 yang diselenggarakan oleh ITSF
4. Pembicara dalam International Conference on Science Education, Tahun 2007 yang diselenggarakan oleh PPPPTK IPA, Bandung
5. Pembina Perkemahan Ilmiah Remaja (PIRNAS) V di (Trawas, Mojokerto, Jawa Timur) dan VI (Jepara, Jawa Timur), Tahun 2006 dan 2007 yang diselenggarakan oleh LIPI
Selain itu penulis juga aktif membina Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) di sekolahnya dan memiliki prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagai berikut : Juara 2 dan harapan 2 Lomba Karya Tulis Lingkungan Hidup (PPKLH) tahun 2006, Juara Harapan II Lomba Karya Tulis Integrasi Imtaq dan IPTEK Tahun 2006, Juara I Lomba Karya Tulis Olimpiade Perikanan (OPINI) Tahun 2006, Finalis dalam Gebyar Sains Nasional Bidang Karya Tulis Ilmiah Tahun 2007, Juara I Pekan Ilmiah Remaja bidang IPA dan Juara 2 Bidang IPS yang diselenggarakan oleh Balitbangda Sumatera Selatan, dan masih banyak lagi prestasi yang telah diraih siswa bimbingannya.
Penulis memiliki seorang istri bernama Tanwirotun Ni’mah dan seorang anak yang bernama Farah Fakhrunnisa, motto hidupnya “ Sesungguhnya Allah SWT Tidak Akan Mengubah Keadaan Kaum Kecuali Mereka Mengubah Keadaannya Sendiri “. HP : 081367332584